Selasa, 31 Agustus 2010

#septemberwish

HAAAAAAI, oh my god. I can't believe it.

IT'S SEPTEMBER AGAIN :)

Kalau di pikir-pikir #septemberwish gue kebanyakan deh -,-

Mari di lihat :

1. Nilai jadi bagus, dan makin rajin
2. Punya pacar (?)
3. Gak mau sedih-sedih

INTINYA sih #septemberwish gue adalah :

A colourfull and beautiful life. Enough :)

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jumat, 27 Agustus 2010

one day

Suatu hari kau bertanya kepadaku

"Mana yang lebih penting, aku atau hidupmu?"

Ku jawab "Hidupku,"

Lalu kau langsung pergi tanpa tahu bahwa

Dirimu adalah hidupku

__________________________________________________

A : "Apa kamu menyukaiku?"

B : "Tidak"

A : "Apa aku kekasihmu?"

B : "Bukan"

B : "Aku tidak menyukaimu. Aku mencintaimu. Bukan. Kau bukan kekasihku. Kau calon istriku."
____________________________________________

YOU MAMEN YO PUT YOUR HANDS UP YO *dilempar beling*

HEHEH YANG DI ATAS ITU GAJE BGT KAN YAA

Jadi gue lagi gak tau mau apa, karena terserang wb laknat. Malah jadi ngarang-ngarang aneh gitu hauhauahuahah.

Tolong tunggu apdetan In that late december yaa *mukangarep* secepatnya di update :D

Byebye blog :)

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Senin, 23 Agustus 2010

In that late December. Chap : 3

YIHAAA kembali lagi dengan saya di sini *brb muntah darah*


Sekarang chap 3. Gila gue semangat banget bikinnya entah kenapa.

Chapter ini kebanyakan pake POV yap (point of view)


Pokoknya di chap ini yang melas banget si alvian dai.


Oh iya nanti ada kakak & pacar kakaknya alvian, and you know what namanya siapa?


Jengjeng


Gamaliel Puradiredja –kakak alvian

Cardinsa Audrey Putri – pacarnya Gamaliel


HAHAHAHAH see? Gila gak kreatip gua. Abis gue rada gemes ngeliat gamalaudrey di dunia nyata yang Cuma kakak adek. Padahal cocok kalo pacaran (apajih lam -___-) oh iya kenapa namanya Gamaliel itu Puradiredja? Pertama karena biar mirip sama Angga & Widi maliq & d’essentials (gak kreatip lagi, *penulis di lempar laptop*), terus yang kedua namanya Alvian tuh harusnya : Alvian Widiatmo Puradiredja. Tapi karena kepanjangan jadi Alvian Widiatmo ae.


Oke stop bacot.


Here we goes . . .

In that late December. Chap : 3


“This is what I mean a beautiful life! And the question is ‘for who?’”


This story is purely Mine : Nilarquette (neutronlm)


Read and Review please? *puppyeyes* C:


Warning : GAJE, (SOK) Romantis, Lebay


Catching tales baby . . . .


Agustus 2008


Alvian’s POV

Dengan malas aku melangkahkan kaki keluar kelas. Heran kenapa malas? Tentu saja malas. Setiap jam pulang sekolah para cewek-cewek yang –katanya- menyukaiku akan mengumpul seperti semut di depan kelasku. Ribut cekikikan tidak jelas seperti nenek lampir. Sebenarnya aku sudah merasa gerah dengan perlakuan mereka, tapi tak bisa seenaknya mengusir mereka. Dan sekarang apa yang mereka lakukan? Saling sikut sambil senyum-senyum gaje ke arahku? For god’s sake ada apa dengan makhluk-makhluk ini? Tak bisakah mereka bersikap normal seperti, Claudia!?


Claudia. Ya dia. Aku sudah mengenal Claudia nyaris sepanjang hidupku. Aku tak ingat kapan kami pertama kali bertemu. Tapi aku masih ingat bagaimana rupanya saat itu. Gadis dengan rambut hitam sebahu, berkulit putih, menampilkan aura ceria, bermata indah, mengenakan celana pendek putih dan baju kaus ungu, sedang mengagummi bunga matahari di depan rumahnya. Cantik. Sejak dulu aku mengakui kalau dia memang cantik.


Suatu hari aku dan Gamaliel –kakakku- sedang bermain bola di taman kompleks rumah kami. Tiba-tiba ada suara yang membuat kami terlonjak kaget. “Aku boleh ikut main?” itu Claudia. Aku menatapnya dengan heran, “memang kamu bisa main?” tanyaku agak ragu. Bagaimana tidak, melihat penampilannya yang sudah seperti boneka Barbie (-__-). “Tentu saja,” jawabnya yakin. “Oh oke deh. Ayo main. Tapi kenalin dulu namaku Gamaliel, dan ini adikku Alvian.” Kakakku itu memperkenalkan diri kami. “Aku Claudia. Senang sekali berkenalan dengan kalian. Kak Gamaliel dan Alvian.” Sahutnya sambil tersenyum manis.


Jujur saja saat itu aku agak tertegun, aku belum pernah melihat seorang anak perempuan yang sangat manis dan cantik seperti Dia. Dan ternyata walaupun dia sangat feminin, dia jago bermain sepak bola. Bahkan dia mau ku ajak bermain sepeda dengan kecepatan menggila. Sejak saat itu aku, Gamaliel, dan Claudia merajut persahabatan hingga sekarang.


Selama ini aku meyayangi Claudia seperti adikku. Adik kecil yang manis. Penyegaran di antara kejenuhanku ketika terlalu sering beradu argument dengan Gamaliel. Tapi entah sejak kapan perasaan itu berubah.


Claudia yang kukenal adalah seorang anak perempuan yang penampilannya anggun tapi berkepribadian kuat. Seorang yang sifatnya sangat dewasa. Ia cinta hujan, music, film, dan buku. Selain itu dia Selain itu dia jago menari. Dan kalian tahu? Dia pandai mengarang cerita juga puisi.


Terkadang aku suka berkhayal kalau puisi-puisi cintanya adalah untukku. Aneh memang. Tapi memang kuakui satu hal, bahwa aku jatuh cinta padanya. Aku tidak tahu kapan, mungkin sejak pertama kali melihatnya. Atau sejak pertama kali bermain bersamanya. Aku tidak tahu. Yang kutahu aku mencintainya, dengan caraku sendiri.


“Hey Al,” sapa seorang cowok. Alfa.


“Kenapa fa? Awas lo curhat soal Claudia lagi. Hahahaha” kataku dengan sedikit mengancam. Alfa tidak menghiraukan perkataanku tentang jangan-curhat-soal-claudia. Ia hanya nyengir-nyengir gaje.


“Yah jangan gitu dong fa. Gue lagi pingin berterima kasih nih sama lo. Selama sebulan ini gue jadi tambah sangat amat dekat dengan Audie. Thankyou bro.”


“Hn.” Jawabku singkat sambil sedikit mendengus


“Tanggal 8 besok pas sekolah kita bikin pensi gue mau nembak dia Al.”


JEGER

Aku kaget sekali mendengar perkataannya. Juga ada perasaan cemburu yang menggerogoti hatiku. Akhirnya aku hanya tersenyum tipis sambil menggumam “selamat deh fa.”


“wey jangan gitu bro. Hahaha. Belum juga nembak, masa udah di selamatin?”


Lagi-lagi aku hanya tersenyum mendengar perkataannya.


“Hm. Yaudah deh Al, gue pulang duluan. Tadi Claudia minta di antar ke tempat les ballet.” Kata Alfa. Dan dengan itu dia langsung menghilang dengan kecepatan cahaya *lebe*


Sini aku jelaskan. Setelah sebulan lalu aku mengenalkan Alfa dengan Claudia, mereka jadi tambah dekat. Ralat. Sangat dekat. Aku merasa agak terlupakan oleh Claudia. Tapi aku tidak marah. Tidak akan pernah.


Aku sudah bilang. Aku mencintai Claudia dengan caraku sendiri. Dan inilah caraku. Membiarkannya menenun kebahagiaan dengan Alfa. Kalian pikir aku terlalu pasrah? Tidak juga.


Hari itu aku dan Claudia sedang duduk di ayunan taman kompleks rumah kami. Entah kenapa wajahnya terlihat begitu bahagia. Di tangannya melingkar sebuah gelang. Tanpa diminta Claudia menceritakan asal gelang itu. Gelang pemberian Alfa. Saat itu aku menatap mata coklatnya, dan menemukan satu hal. Claudia jatuh cinta.


Itulah yang membuatku membiarkannya jadi lebih dekat dengan Alfa. Karena aku juga tahu, kalau alfa juga jatuh cinta pada Claudia. Memang sakit. Tapi kalian harus tahu satu hal.


Bahwa, jatuh cinta itu menurutku hal yang sangat menyenangkan. Walaupun kadang ada perih hinggap di sana. Lebih menyenangkan ketika perasaan kita terbalas. Namun ada satu hal yang jauh lebih membahagiakan, yaitu ketika kita mengetahui bahwa orang yang kita cintai itu bahagia. Tidak peduli dengan siapa yang penting ia bahagia pikirku.


Alvian’s POV : END

Sebuah mobil melaju kencang. Di dalam sana ada Claudia dan Alfa. Mereka sedang menuju tempat latihan Ballet Claudie. Lagu dari Maliq & D’essentials mengalun lembut di dalam sana. #nowplaying Dia *berasa twitter* *penulis dikeroyok pembaca*


Mata Claudia melebar mendengar lagu yang diputar. “Aku gak tau, kalau kamu suka Maliq fa. Hahaah.” Katanya. Alfa menoleh, menatap wajah cantik di sampingnya, “Hahaha. Iya ya, aku belum cerita. Aku sih suka sama mereka. Bagus lagunya.”


“Bener fa. Aku suka banget malah sama mereka. Lirik lagunya itu loh, so deep.”


“Wah sama. Berarti kita jodoh.”


EH?


Satu kata itu cukup membuat muka claudia blushing. Alfa juga begitu. Dalam hati ia sibuk merutuki dirinya sendiri yang keceplosan. Selama sisa perjalanan, keduanya terdiam canggung.

8 Agustus 2008


Suasana Beltavia Senior High School ramai. Super ramai. Banyak anak yang hadir di acara pentas seni sekolah itu. Ramainya udah kek cendol di blender (?) *penulis dikejar-kejar satu RT*


Claudia sedang berdiri sambil memegang camera SLR di tangannya. Di sebelahnya ada lima gadis cantik juga sedang memegang benda yang sama. Mereka adalah sahabat-sahabat Claudia. Mari perkenalkan, punten (?)


TENOOOT TENOOOT


SARI ROTIIII



HEH! KENAPA ADA SARI ROTI LAGI!? *penulis di gantung*


Ehem,


Maaf


Kenalkan yang pertama :


-Adelia Denanda, anak cantik dengan rambut coklat sepunggung. Sangat tinggi seperti model. Orangnya lumayan pendiam tapi terkadang bisa gila sampai mati (????).


-Quinzha Valerina, kembaran Adelia. Tapi bukan kembar identik. Orang saja tidak percaya kalau mereka kembar. Karena Adelle tinggi dan Quin pendek *sarkas*. Tapi mereka sama-sama pintar dan cantik. Bedanya Quin super gila dan sangat toa


-Fitrania Putri, anak yang cantik dan alim. Paling pendiam dari mereka berenam. Tapi sama seperti Adelle, Tania bisa jadi sangat gila.


-Nandira Chandrakesuma, anak yang sangat lucu. Patner gila Quin. Tapi kalau sudah ada Claudie bergabung, pasti dunia akan BERGUNCANG HEBOH *lebe* *digaplok*. Mereka bertiga emang biang ribut.


-Clara Abigail, sering dibilang kembaran dengan Claudia. Karena mereka memang mirip. Tapi bedanya kalau Clara itu entah kenapa agak centil. Paling seneng dandan di antara mereka

OKE CUKUP KENALANNYA. SANA BUBAR NGECES AJA NGELIAT CEWEK CAKEP (penulis lagi gila) *di kejar-kejar warga*


Mereka berenam memang anggota klub fotografi, kebetulan mereka sekelas. Entah kenapa claudia merasa teman-temannya hari ini agak aneh. Suka menatapnya dengan agak geli dan kegirangan. Tapi mereka nggak mau ngaku ada apa.


Alfa dan Alvian seminggu ini juga rada aneh. Tuh anak dua jadi agak pendiem. Dan sudah tiga hari ini Alfa tidak menelepon atau mengsmsnya. Jujur Claudia agak sedih dan kangen. Tapi dia juga sadar nggak punya hak untuk marah. Dia kan bukan siapa-siapa Alfa.


Bahkan Kak Calvin dan Kak Gamaliel juga Kak Audrey terlihat aneh. Kak Calvin suga menggoda dia kalau ada telfon atau sms dari Alfa. Kak Gamaliel juga begitu, tapi bedanya kak Gamal nunggu kalau gak ada Alvian baru ngecengin dia. Kak Audrey tiba-tiba sering nanya-nanya soal Alfa.


Aneh? BANGET


Sementara di panggung, band Alfa sedang menyanyikan lagu terakhir. Oh iya FYI, alfa aalah vocalis grup band di sekolahnya. Alfa terlihat tersenyum. Terlihat sedikit rona merah di wajah Claudia. Lalu dia bersikap seakan tak peduli. Sampai di dengarnya suara alfa.


”Err. Maaf. Tapi gue masih mau bawain satu lagu lagi. Lagu yang spesial . . .” alfa dengan sengaja menggantung kalimatnya.


”HUU SIAPA TUH?” banyak anak berteriak penasaran. Termasuk Claudia.


Alfa menarik nafas panjang. Gitar siap di tangan ”Lagu ini buat Claudia,”


JLEB


JLEB

Muka Claudia super meraaaaah. Teman-temannya langsung berteriak kegirangan. Tapi semuanya langsung hening ketika mendengar ada petikan gitar.


Alfa mulai menyanyi

Temukan apa arti di balik cerita

Hati ini terasa berbunga-bunga

Membuat seakan aku melayang

Terbuai asmara

Adakah satu arti di balik tatapan

Tersipu malu akan sebuah senyuman

Membuat suasana menjadi nyata

Begitu indahyan

Dia seperti apa yang slalu ku nantikan aku inginkan

Dia melihatku apa adanya

Seakan ku sempurna

Tanpa buah kata kau curi hatiku

Dia tunjukkan dengan tulus cintanya

Terasa berbeda saat bersamanya

Aku jatuh cinta


Selesai menyanyikan lagu itu Alfa berjalan turun. Menuju ke satu titik. Menuju ke Claudia. Sedangkan Claudia hanya bisa diam terpaku.


Ia berhenti tepat di depan Claudia. Kemudian ia memandang gadis di depannya. Inilah gadis yang telah menyita seluruh pikiran dan hatinya.


Hening


Hitam bertemu coklat


SARI ROTI *dibekep masa*


Ehem mari kembali ke suasana tadi


Alfa menarik keluar setangkai bunga matahari. Menyodorkannya ke arah claudia, menarik nafas untuk mempersiapkan diri.


”Claudia, would you be mine?”


Wajah claudia tidak bisa lebih merah lagi. Ia mengeluarkan ekspresi


IT’S SOOOO FLUFFY I’M GONNA DIE!!!!


Ehem maaf tak santai.


Claudia maju selangkah. Mengambil bunga di tangan alfa dan berbisik “Aku mau.” Wajah Alfa berubah menjadi sangat gembira, dipeluknya tubuh mungil cewe di hadapannya. Sekolah heboh. Ramai.


Ia hanya bisa tersenyum pahit melihat pemandangan di bawah sana.


Detik itu juga Alvian berbalik, menghela nafas dan bergumam


”Je t’aime Claudia”

Does he watch your favorite movies?
Does he hold you when you cry?
Does he let you tell him all your favorite parts?
When you've seen it a million times
Does he sing to all your music?
While you dance to purple rain
Does he do all these things?
Like I used to?

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Minggu, 22 Agustus 2010

In that late December. Chap : 2

EHEM HALO SEMUAAAA *tereakdgnkurangselon* hehehehe gue jadi niat nih ngelanjutin cerita ini. Sebelumnya mau jelasin beberapa hal dulu yaap. Kenapa judul ceritanya ‘In that late December’ ? Soalnya di akhir desember itu banyak kejadian yang menimpa si Claudia.

Desember tahun 2009 dia putus kan tuh sama alfa, Desember tahun 2010 semua keluarganya meninggal. Terus gimana sama Desember 2011? Nah sekarang di certain. Ngerti gak? Nggak ya? Bzt maafkan saya kawan-kawan -___-


Yang post kali ini gue mau certain yang flash back gitu ya. Jadi dari awal Claudia masuk SMA terus jadian sama alfa. Gimana seorang Alvian Widiatmo melihat sosok Claudia *?*. Mungkin akan langsung bersambung jadi cerita masa kini. Err maksudnya pas Claudia udah putus sama alfa gitu lho.


Belum yakin nih penulis *di lempar gerobak sama pembaca* *kabur* EHEHEHEH.

Oh iya. Ntar mungkin gue juga bikin versi lain. Jadi ceritanya berformat diary gitu, masih belum pasti juga sih tapi *penulis di lempar macbook* EH MAKASIH YAA MACBOOK LOH *penulis kabur*


AHAHAH gila ah.


Mari dimulai



The story goes.

In that late December. Chap : 2


“Hello, Senior High School life! Come to mama (?)”


This story is purely Mine : Nilarquette (neutronlm)


Read and Review please? *puppyeyes* C:


Warning : GAJE, (SOK) Romantis, Lebay

Pair :


ClaudiaAlfaAlvian



And the story begin . . . .

Sang mentari muncul di langit. Menggantikan tugas bulan yang sepertinya sudah lelah dan mengantuk (oke, sejak kapan bulan ngantuk? *lempargolok*).


Di depan sebuah cermin , seorang gadis sedang memperhatikan penampilannya. “Hmm, rambut oke. Muka oke, seragam oke. Ready to go” Sebuah senyuman kembali menghias wajahnya yang cantik itu. Claudia bergegas turun dan menghampiri meja makan. Seluruh keluarganya sudah ada dan bersiap untuk sarapan.


“Pagi mama,papa. Oh halo kakakku ganteng” sapanya ceria.


“Pagi Claudia. Wah adikku satu ini sudah gede ya. Udah SMA aja. Cieee,” goda Calvin.

Calvin Adithya Fatharandi, kakak Claudia yang sekarang sudah kuliah di Universitas Indonesia jurusan Hubungan International. Super ganteng, pintar dan sangat menyayangi Claudia.

“Idih kakak apaandeh” cibir Claudia.


Kedua orangtua mereka hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua putra-putri mereka. Selesai sarapan, semuanya siap-siap untuk pergi.


“Ma, Papa berangkat dulu ya.” Papa pamit


“Aku juga berangkat ya ma. Dadah” Calvin ikut-ikut pamit


Claudia kemana? Pingsan? YA GAK LAH *melemparpiring*


Si gadis bermata coklat seperti almond (?) itu sedang memakai sepatu di ruang keluarga.

“Kamu berangkat bareng Alvian lagi sayang?” Tanya sang mama kepada putrinya


“Iya ma. Tapi nggak tahu tuh anak masa jam segini belum dateng. Yakin deh dia ngaret kesiangan.” Omel Claudia


“Ya udah tungguin aja dulu. Mama mau beres-beres ya”


“Oke ma”


Dariapada bengong menunggu sahabatnya yang suka ngaret itu Claudia berjalan ke halaman rumahnya. Sekedar untuk menikmati bunga-bunga yang ada. Oh iya Claudia suka bunga, terutama bunga matahari. Karena menurutnya bunga itu memberikan semangat tersendiri *untung bunganya gak panas. LAWAK (penulis di lempar tronton sama pembaca)*


Tiba-tiba ia menangkap suara langkah kaki yang berat. Ia sangat mengenal siapa pemiik langkah kaki itu. Maka Claudia pun refleks berteriak sekencang mungkin.


one


two


three



tarik nafas panjang



“ALVIAAAAAAAAAN!”


Alvian, orang yang sedari tadi di tunggu oleh Claudia, hanya bisa nyengir sambil geleng-geleng kepala.



“Selamat Pagi, nona Claudia Fatharani yang cantik. Gue tau kamu kangen sama aku, tapi gak usah teriak-teriak gitu dong” kata Alvian asal sambil menampilkan senyuman yang bisa bikin meleleh.


Mendengar perkataaan manusia di hadapannya Claudia hanya bisa mendelik ilfeel.


“IDIH PEDE AMAT SIH DIRIMU AL. Dan selamat pagi juga tuan, asalkan kamu tahu ya kira-kira 20 menit lagi kita udah masuk sekolah” sindir Claudia.


JLEB


Alvian shock. Dengan cepat ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya


“Oh iya. Aduh maaf claudie aku telat hehe. Berangkat deh yuk. Mama kamu mana?”


Claudia hanya mendengus dan berlari masuk ke rumah. Setelah berpamitan dengan mamanya, Claudia dan Alvian bergegas menuju sekolah mereka yang sebenarnya nggak terlalu jauh dari kompleks rumah tempat mereka tinggal.


Tenooot tenooot “SARI ROTI”


JEGER


KENAPA ADA SARI ROTI TIBA-TIBA?


*penulis ngelawak*


*disumpel speaker*


Beltavia Senior High School, adalah sekolah Alvian dan Claudia. Alvian sudah duduk di kelas 2 sedangkan Claudia baru kelas 1.


Saat memasuki halaman sekolah mereka Claudia mengerutkan muka dengan heran. Di depannya banyak cewek –atau neneklampir- yang sedang terkikik melihat Alvian, dan melirik sadis ke arahnya.


“Alvian aku bawa bekal buatan sendiri nih buat kamu loh” sapa seorang cewe


“Eh nanti aku nebeng kamu dong vian,” cewe yang lain menyapa


“Alvian bla-bla”


“Alvian alvian”


Dan semakin banyak cewe yang mendekati sahabatnya itu.



Claudia sweatdropped.



ADA APA SIH DENGAN WANITA DI SEKOLAH INI!??


Alvian yang tampaknya sudah terbiasa dengan ini semua, hanya memamerkan senyum mautnya dan berkata


“Terimakasih semuanya. Aku masuk kelas dulu ya.”


Cewek-cewek itu pun meleleh (berasa keju *penulis diusir*) melihat senyuman yang di tampilkan idola mereka.


Sementara itu Claudia hanya bisa geleng-geleng kepala. Dia tahu kalau sahabatnya itu cakep eh ralat, super ganteng tapi please deh biasa aja.


“Kamu gak risih ya al, di kerubungin cewek kayak gitu? Ckck pada genit-genit amat.” Tanya Claudia


“Hahahah, aku emang nggak pernah cerita sama kamu ya Claud. Sini-sini aku kasih tau. Kalau sahabatmu ini, Alvian Widiatmo, sang kapten baseball di sekolah ini adalah cowok terpopuler dan terganteng. Masa gitu aja gaktau deh kamu” jelas Alvian kepedean


Claudia langsung nyari ember terdekat buat muntah-muntah.


HAHAHA


Nggak sesadis itu sih. Claudia hanya memberikan tatapan dasar-manusia-sok-kecakepan. Yang dibalas dengan tatapan emang-saya-manusia-cakep-kok.


Alvian mengantarkan Claudia ke kelasnya. Sesampainya di sana dia nyengir dan mengacak rambut Claudia yang membuat pemiliknya merengut kesal. “Aku kelas dulu ya Cla. Ntar kita istirahat bareng deh.”


“Nggak bareng juga nggak apa-apa Al. Aku juga udah punya temen kali hahaha.”


“Oke deh kalo gitu. Aku ke kelas dulu”


Claudia hanya tersenyum melihat temannya pergi. Ia masuk ke kelasnya dan menyapa mereka yang sudah hadir di kelas. Karena bosan menunggu bel masuk, dia pun pergi ke luar mau represing EH ralat Refreshing. Claudia, bukan orang sunda *dikeroyok orang sunda* hahahah.


Dia memperhatikan keadaan sekolahnya. Melihat alvian. Melihat teman-temannya. Memperhatikan Alvian. Melihat burung berkicau. Alvian. Alvian. Dan Alvian lagi.

Claudia menarik nafas panjang. Terdiam.


Boy I hear you in my dreams

Feel you whisper across the sea

Keep you with me in my heart

You make it easier when life gets hard

Lucky I’m in love with my best friend

Alfandy Rahardian, turun dari mobilnya dan langsung berjalan menuju kelasnya. Walaupun agak tersendat karena harus melewati tumpukan (?) fansnya yang kayak orang ngantri BLT (-_-).


Tanpa sengaja ia menengok ke arah koridor kelas 1, seketika itu juga dia terdiam. Di seberang sana ada seorang gadis, sedang memperhatikan burung-burung yang bertebangan. “Cantik. . .” ujar Alfa tanpa sadar.


Ia terlonjak kaget ketika sebuah tepukan keras (err nggak keras juga, tapi karena alfa lagi gak sadar jadi berasa sakittttttttbgtt *lebe*) mendarat di bahunya.


“Wey fa. Kenapa lo pagi-pagi udah bengong aja.”


“Sialan lo Vian, bikin gue kaget aja.” Kata alfa kesal kepada seorang –yang ternyata alvian- yang tadi menepuk bahunya keras.


“Ahahahah sori bro. Lagian gue heran, ngapain lo berhenti di sini dan ngeliatin,” Alvian menoleh ke arah gadis yang di tatap Alfa. “Claudia?” Alvian heran.


“Hah? Claudia? Vian, lo kenal sama cewek itu?” Alfa juga heran (semuanya heran-heran *ditampol pembaca*)


“Kenal fa? Bukan kenal lagi malah. Dia itu Claudia. Claudia Fatharani. Sahabat gue dari kecil.” Jelas Alvian


“Sahabat lo dari kecil? Oh ini toh claudie yang sering lo ceritain itu?”

“Yup itu dia Claude. Kenapa lo? Haahahah”


“nggak apa-apa. Dia cantik Al. Kok mau sih temenan sama lo? Gue aja yang jadi temen sebangku dari setahun yang lalu aja udah enek.” Ejek alfa sadis


“Heh. Sialan lo hahaha. Eh tunggu, apa kata lo tadi? Claudia cantik? Jangan bilang lo naksir sahabat gue!?” Tanya alvian sambil mengejar alfa yang telah berjalan ke kelas mereka.

“Emang kalo gue naksir kenapa? Nggak boleh nih ceritanya? Hahaha”


“Bukannya nggak boleh sih. Boleh aja, tapi awas sampe lo nyakitin dia. Walaupun lo sahabat gue, tetep aja lo bakalan gue hajar kalo nyakitin Claudie.”


“Weeey santai mas. Hahaha lagaknya kayak gue mau ngapa-ngapain Claudia.”


“Hahaha bukannya gitu. Tapi emang lo beneran suka ya fa?”


“Yup. Gue kayaknya lagi love at first sight deh Al.” kata alfa (sok) romantic.


“HAHAH JIJIK AH LO. Hem, kalo gitu boleh deh. Ntar istirahat gue kenalin ke dia.”


“serius lo?” Tanya alfa tak percaya. Semudah inikah cara untuk berkenalan dengan Claudia?


“Iya serius. Eits, jangan kesenangan dulu lo. Sekarang lo harus ngasih gue contekan fisika, semalem gue gak ngerjain gara-gara nemenin Claudia nyari buku.” Ternyata Alvian ada maunya *nyumpel penulis pake laptop*


“Iya deh. Thankyou ya bro”


Mereka pun masuk ke kelas.


“Claudia!!!” teriak Alvian dengan megafon (?)


Dengan cengiran lebar dan Alfa di sampingnya dia menghampiri Claudia, yang tampaknya agak malu dengan pemanggilan tadi.


“Hei Vian. Heboh amat sih manggil aku.” Sapa Claudia keki


“Heheh maaf cantik. Oh iya kenalin dulu nih. Temen sebangku aku yang super aneh, namanya Alfa” Alvian memperkenalkan Alfa kepada Claudia.


“Alfa,” dia tersenyum manis.


“Claudia” balas Claudia sambil tersenyum juga.


Hening.


Lama.


Mata hitam menatap mata coklat.


Tangan mereka masih bersalaman


Dan daun berguguran (???)


“WEY UDAH KALI SALAMANNYA” teriak alvian heboh


Claudia dan alfa refleks menarik tangan masing-masing sambil blushing.


Bersama-sama mereka berjalan ke kantin.


Claudia agak salah tingkah dengan hadirnya Alfa.


Alfa sibuk menentramkan detak jantungnya yang melebihi ambang batas.


mataku terus tertuju padamu
saat kulihat dirimu tersenyum
ingin aku menyapa
namun ku terdiam tak kulakukan

mungkinkah kau pun juga begitu
tahu kau masih malu mungkin
sungguh ingin ku sapa
namun ku terdiam tak kulakukan


CHAPTER 2 SELESAI. HAHAHA.


Sumpah gaje. Sengaja saya gantung ceritanya teman-teman. Pokoknya cerita selanjutnya ada alfa nembak Claudia. Dan akan ada POV (Point Of View) dari Claudia, Alvian, Alfa, Claire. Claire? Siapa itu? Sahabat Claudia sejak SMP haahah.


Demi ALLAH ini gaje banget maluuuuu *sembah sujud*


Catchyalater baby, x.o.x.o

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS